Pages

Jumat, 18 Juli 2014

NEGERI TANPA TELINGA

Jenis Film : Drama
Produser : Lola Amaria
Produksi : Lola Amaria PRODUCTIONS
Sutradara : Lola Amaria


Sutradara:

Negeri Tanpa Jendela disutradarai oleh Lola Amaria, aktris yang mulai menggeluti dunia balik layar yang sebelumnya menyutradarai Minggu Pagi di Victoria Park (2010) yang dibintangi oleh Lola Amaria sendiri dan Titi Sjuman. Minggu Pagi di Victoria Park juga membawa Titi Sjuman memenangi kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik versi Indonesian Movie Awards 2011. Sedangkan, bintang lainnya dalam film tersebut, Ella Hamid mendapatkan penghargaan sebagai Pendatang Baru Wanita Terfavorit dan Fitri Bagus sebagai Pendatang Baru Wanita Terbaik.

Selain itu, Lola Amaria juga sukses menggarap Sanubari Jakarta (2012) yang dibintangi oleh Reuben Elishama, dan Pevita Pearce

Pemeran :
Ray Sahetapy, aktor senior yang sebelumnya bermain juga dalam Sepatu Dahlan (2014) dan Runaway (2014);
Teuku Rifnu Wikana, aktor laga yang sebelumnya bermain dalam Bukan Hanya Mata Ketiga (2013) dan Sebelum Pagi Terulang Kembali (2014);
Kelly Tandiono yang lebih dikenal sebagai top model daripada aktris.

Sinopsis :
Naga (Teuku Rifnu Wikana) tiba-tiba merasa bahwa hidupnya terlalu menyakitkan. Padahal ia berprofesi sebagai tukang pijat, yang notabene bekerja untuk menyembuhkan sakit seseorang. Oleh karena itu, ia datang ke dokter Sangkakala (Landung Simatupang). Ia meminta kepada dokter sahabatnya itu untuk merusak gendang telinganya agar ia tidak lagi mendengar suara-suara yang menyakitkan hatinya itu.

Sementara sebuah rencana konspirasi besar dilakukan oleh Partai Amal Syurga. Sang ketua partai Ustad Etawa (Lukman Sardi) bekerja sama dengan importir daging domba, berusaha memanipulasi uang negara untuk keuntungan partainya. Rencana tersebut disusun rapi dengan berbagai dalih dan aktivitas partai yang selalu memakai symbol-simbol religi tersebut ternyata berbanding terbalik dengan segala tindak tanduk para petinggi partainya.

Partai Martobat adalah pengusung legitimasi politik di negeri itu. Piton (Ray Sahetapy) berambisi besar untuk menjadi presiden. Untuk itulah ia berusaha mendapatkan dana sebanyak-banyaknya dengan menggunakan pengaruhnya di parlemen dibantu oleh Joki Ringkik, teman separtainya yang mati-matian meyakinkan Piton untuk maju ke Pilpres berikutnya. Piton juga memainkan peran Tikis Queenta (Kelly Tandiono) seorang perempuan pelobi ulung yang bisa masuk ke semua lini parlemen dan orang-orang partai.

Di balik itu semua, konspirasi dan rencana busuk kedua partai besar tersebut ternyata sudah dincar oleh Kapak. Sebuah lembaga pemberantasan korupsi yang memang sudah mencium rekam jejak kedua partai itu. Di samping itu, aktivitas para petinggi partai juga sudah terendus oleh seorang host TV9 (TV Nine) bernama Chika Cemani (Jenny Zhang) yang melakukan investigasi lewat berbagai narasumber. 

Piton yang sudah berusaha bermain bersih, ternyata menghadapi kenyataan ia harus berhadapan dengan Kapak. Awalnya, ia mengira bahwa Tikis Queenta mempunyai peran. Tetapi belakangan ia menduga tahu bahwa sang reporter lah yang membocorkan apa yang dilakukannya. Piton mempunyai hubungan akrab dengan sang reporter.

Telinga Naga lah yang sebenarnya menangkap semua percakapan dan perbincangan orang-orang itu. Sebagai tukang pijat, ia mendengar semua pembicaraan orang-orang penting itu, bagaimana mereka melakukan transaksi busuk, mendengar keluh kesah Piton yang selalu tidak dianggap pun oleh istrinya sendiri. Percakapan itulah yang membuat Naga muak. Orang kecil yang sangat mencintai istrinya, tetapi ia terjebak dalam suasana yang sangat tidak ia inginkan.

Telinga penting bagi cara berpikir dan kebeningan nurani. Tetapi ia menjadi indra yang menyakitkan ketika mendengar sebuah kebenaran yang berhadapan dengan nati nurani.

0 komentar:

Posting Komentar